Saat tulisan ini dibuat, Pemilu 2014 sisa 78 hari lagi. Tentu perjalanan waktu sedemikian singkat untuk mensosialisasikan nama calon legislative. Di ruang-ruang public pun tak ada lagi celah kosong untuk para caleg yang baru akan memasang atribut kampanye. Mau gak mau, pendekatan kekuatan tim atribut pun menjadi andalan untuk memasang dengan menutup atau menghalangi poster/banner caleg sebelumnya. Poster-poster caleg ukuran besar pun hampir menutup seluruh pandangan di jalan. Maklumi sajalah, ini pesta 5 tahunan yang suka atau tidak, kesempatan untuk memperkenalkan diri secara massal dilakukan oleh para calon legislative.
Namun tak semua tempat dapat dipasangi atribut / alat peraga kampanye si caleg. Salah satu lokasi yang tidak boleh dipasang atribut kampanye adalah kantor-kantor pemerintah, selain itu caleg juga tidak diperbolehkan untuk memasang atributnya di Kuburan (Iyalah, yang punya hak pilih khan hanya orang-orang yang masih hidup). Selain itu atribut juga tidak boleh dipasang di sekolah-sekolah, padahal pemilih pemula banyak yang masih sekolah. Tentu hal ini mempengaruhi strategi kampanye yang dilakukan oleh tim sukses caleg yang bersangkutan.
Kadang-kadang kita juga disuguhi dengan poster-poster caleg yang menarik, entah itu caleg muda yang ganteng atau cantik, bisa juga caleg model yang lebih berpose layaknya seorang model professional atau caleg dengan dandanan yang menor sehingga lebih enak untuk diimajinasikan ketimbang untuk dipilih. (Selesai kampanye, posternya boleh buat koleksi penutup pintu kamar mandi). Namun ada juga poster caleg yang sukses membuat hati menjadi dingin, entah itu karena kata-katanya atau raut wajahnya yang begitu mempesona sehingga tak jarang poster tersebut menjadi sering untuk dipandang.
Dalam hal penempatan poster si caleg, kadang-kadang juga bikin gak enak dilihat, ada poster yang begitu besar membentang disudut yang sangat sempit, sehingga kita tak punya pilihan untuk melihat calon yang lain. Namun ada juga poster caleg yang kecil tapi disudut yang besar, hal ini membuat kita lebih mengenal wajah ketimbang nama, nomor urut dan partai si caleg yang bersangkutan. Dan ada juga poster caleg rombongan, nah, poster caleg yang kayak gini dapat disebut sebagai kampanye bersama. Didalam poster yang sama, terdapat caleg dpr ri, dprd provinsi dan dprd kab/kota. Menurutku media ini lebih enak untuk dilihat, selain lebih ekonomis, tampak kekompakan antar caleg sehingga kerja-kerja politik dapat dengan mudah dilaksanakan dan dikoordinasikan. Apalagi kalo caleg2 tersebut berangkulan dengan maksud dan tujuan mencerminkan kekompakan dan kekeluargaan antar sesama caleg.
Buat caleg yang memasang spanduk memanjang, usahakanlah untuk menempatkan diri di ujung sebelah kanan dari sudut pandang yang lihat, karena kita biasa membaca dari kiri ke kanan,.. saya beberapa kali melihat spanduk yang menurut saya “kurang” sampai maksudnya, akhirnya ketika membaca spanduk tersebut, diakhiri dengan tokoh partai / tokoh nasional, sementara atribut poto/nama/nomor urut caleg yang bersangkutan menjadi lost view (hilang dalam pandangan).
(Aming Coffee, 22 Januari 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar