Segelas Kopi Pancong pagi ini memberikanku Pencerahan, tentang obrolan pengamat politik ala warung kopi di seberang mejaku. Mereka menyayangkan penertiban atribut yang dilakukan oleh petugas tanpa memberikan opsi kemana harus bersosialisasi. Sayup-sayup kudengar mereka kesal setengah mati.. Tapi ya aku maklumi sajalah, tanpa bermaksud membela petugas, tokh para petugas yang membersihkan atribut tersebut juga bagian dari system yang dibangun, mereka harus laksanakan tugas demi bangsa dan Negara. Persoalan pencabutan atribut tersebut, mungkin saja peserta pemilu menempatkan alat peraga kampanyenya di tempat-tempat yang dilarang.
Tak lama berselang, seorang kawan pun datang, caleg kota Pontianak yang juga menjadi pengusaha muda di kota ini. Sambil tersenyum dia bilang : Tambah lagi kopinya kawan, biar obrolan semakin panjang… (Nie pengusaha nyuruh nambah kopi doang, gak nyuruh ngambil rokok juga nie L) sambil menghirup minuman kesehatannya sebotol 2 liternya,, dia mulai membuka cerita, cerita tentang apa? Cerita tentang blog ini. Cerita ini bermula disaat dia memprotes kenapa di blog ini hanya menampilkan nama-nama caleg saja, tak ada nama-nama anggota KPU atau Panwaslu. Masyarakat yang mengakses blog ini akan mengenal caleg saja, tapi tak mengenal siapa2 pejabat public mereka. Saya selaku admin terdiam sejenak, bingung mau jawab apa? Coz memang judul blog ini calegkalbar2014 bukan kpukalbar2014, sama dengan pertanyaan wartawan tempo hari, kenapa saya membuat blog ini? Padahal gak ada yang nyuruh atau memberikan perintah untuk ngerjain nie blog. Ya saya juga bingung, kenapa saya ngerjakan blog ini.. Tapi ya sudahlah, blog ini juga sudah jadi, bisa dibaca oleh masyarakat pemilih. Beda kalo hanya rencana atau wacana doang, yang mengharuskan adanya realisasi baru bisa disebut aksi.
Berpartisipasi di dunia politik tak mesti menjadi peserta pemilu, pertama kali aku ikut pemilu tahun 1999, waktu itu masih hangat2nya reformasi, ditawarkan menjadi KAMRA untuk pengamanan pemilu, pake sepatu boot ala militer. Gak ada seram2nya potonganku waktu itu. Di Pemilu 2004 aku ikut sebagai pemantau disalah satu lembaga, lumayan dapat baju kaos dan buku tulis. Lokasi pemantauanku pun cukup jauh dari kota. Di Lokasi Pengungsian Kerusuhan tempatku bertugas, masyarakat yang homogen menyebabkan pilihanku terhadap calon DPD menjadi unik karena hanya aku yang milih di TPS tersebut, yang lainnya sama, tak ayal semua yang hadir disaat penghitungan suara melihatku. Dan tahun 2009 aku mencoba terjun untuk menjadi caleg. Partainya tak perlulah kusebutkan, namun dari Peserta pemilu tahun ini tak kulihat bendera partaiku dulu berkibar diantaranya. Setahun yang lalu saat pencalegan, sempat namaku masuk bursa disalah satu partai politik, namun urung kulanjutkan karena aku masih berorientasi untuk mengejar thesisku yang harus kelar di tahun 2013. Tapi aku tak menyerah, saat beberapa rekan mendorongku untuk mendaftar ke KPU pun tak aku lakukan, alasannya tak perlulah kusebutkan disini. Saat itu aku mulai sedikit apatis terhadap dunia politik, acuh tak acuh, sampai pada akhirnya sebuah Koran bekas di warung kopi aming diletakkan dimejaku saat pelayannya membersihkan meja-meja yang kosong. Kulihat sepintas Koran tersebut, ku bolak-balik halamannya. Tak lama pelayan pun bertanya : mau dibaca atau mau dibuang bang? Aku jawab : sebentar, aku ingin membacanya sejenak. Dan setelah itu kutemukan halaman khusus tentang pengumuman daftar calon sementara legislative yang dibawahnya ada nama teman ngopiku. Dan untuk berikutnya nama-nama tersebut sudah kusalin ke satu blog yang kubuat khusus. Maka wajar jika didalam blog ini tidak menggunakan template atau themes yang macam2 bentuknya. Seminggu yang lalu seorang fotografer dan social media activis serta owner wedding organizer menegurku, mereka bertanya kenapa blog ini berwarna dasar hitam, karena dalam dunia yang lebih luas, hitam lebih menggambarkan sebagai sebuah sikap pemberontakan atau “outrules”, aku juga bingung untuk menjawabnya karena warna hitam putih blog ini murni disebabkan laptop pinjaman ku warnanya juga gak begitu cerah. Jadi warna hitam dan putih kupandang cukup netral untuk melihat dan mengerjakan blog ini secara berkesinambungan.
Kembali ke diskusiku dengan caleg tadi, beliau memintaku untukku mengupdate blog ini dengan daftar nama anggota KPU dan Panwaslu se Kalimantan Barat, lalu kutanyakan ke beliau, adakah Koran atau klipingan berita tentang daftar nama penyelenggara pemilu. Beliau menjawab Iya, ada. Lalu ditanyakannya kembali kapan kira-kira nama penyelenggara bisa masuk ke blog ini, aku jawab tunggulah saat total visitornya 150.000. Okelah jawabnya. Kira-kira berapa aku harus membayar untuk publikasi nama2 mereka tersebut di blog ini? Untuk terakhirnya aku juga kebingungan. Tapi ya sudahlah, kalo itu baik untuk semua, cukup segelas kopi pancong dan rokok dunhill sebungkus. Oke Katanya. :D
Bung Fajrin
Dalam Segelas Kopi Pancong dan Rokok Dunhill sebungkus di Aming Coffee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar